Sabtu, 18 Januari 2014

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN TUGAS AKHIR SKRIPSI JENID PENELITIAN TINDAKAN KELAS



 


U m u m

Laporan Tugas Akhir Skripsi merupakan karya tulis ilmiah terakhir dan tertinggi bagi mahasiswa yang menyelesaikan Program Strata Satu (S1) di lingkungan PSKGJ-PPKHB Cilegon Karena itu merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program tersebut.

Penyusunan  Laporan  Tugas  Akhir  Skripsi  dilakukan  sebagai  suatu  proses,  dan  sebagai suatu kegiatan ilmiah. Sebagai suatu proses, penyusunan Laporan Tugas Akhir Skripsi dilakukan melalui tahapan penyusunan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, penulisan  laporan  penelitian,  pertanggungjawaban  dan  penyebaran  hasil  penelitian. Karena itu diperlukan penjelasan cara dan proses yang dilakukan dalam penelitian itu. Di samping itu diperlukan tata cara penulisan yang lazim digunakan dalam lingkungan masyarakat akademik. Sebagai suatu kegiatan ilmiah, penyusunan Laporan Tugas Akhir Skripsi  merupakan  salah  satu  cara  pengembangan  ilmu  pengetahuan  sesuai  dengan disiplin ilmu yang menjadi kompetensi mahasiswa.

Seiring dengan arah perkembangan penelitian yang menerapkan pemikiran research- action-improvement (RAI); dimana model penelitian lebih bersifat buttom-up dan realitik- pragmatik,  serta  berangkat  dari  diagnosis  masalah  secara  nyata  yang diakhiri  dengan sebuah perbaikan (improvement), dewasa ini berkembang kecenderungan mahasiswa memilih penelitian yang lebih aplikatif, terfokus pada praktik-praktik pembelajaran langsung di kelas dalam bentuk penelitian tindakan.

Panduan ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan kemudahan bagi mahasiswa yang  melakukan  pembuatan  Laporan  Tugas  Akhir  Skripsi  model  PTK,  dan  menjadi pegangan bagi para pembimbing dalam mengarahkan mahasiswa bimbingannya.

Judul penelitian

Judul penelitian merupakan identitas atau cermin jiwa dari sebuah penelitian. Judul penelitian pada wujudnya merupakan kalimat, dan hanya satu kalimat pernyataan (bukan kalimat  pertanyaan),  yang  terdiri  kata-kata  yang  konkret  (bukan  umum),  jelas  (tidak kabur), singkat (tidak bertele-tele), deskriptif (berkaitan atau runtut), tidak puitis atau bombastis.





Dalam sebuah rumusan judul penelitian, diharapkan mencakup unsur-unsur: (1) sifat dan jenis penelitian; (2) objek yang diteliti; (3) subjek penelitian; (4) lokasi/daerah waktu penelitian; dan (5) tahun/waktu terjadinya peristiwa.

Judul penelitian tindakan hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat mengenai permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok penelitian tindakan bukan sosok penelitian formal.

Rumusan Judul pada Laporan Tugas Akhir Skripsi model PTK diarahkan pada penelitian lapangan (kancah) dengan satu tindakan pada satu lokasi penelitian.

Contoh:
1.   Upaya Meningkatkan penguasaan materi Bilangan desimal siswa melalui penerapan metode pembelajaran Cooperatif tipe Jigsaw (Penelitian di kelas V SDN Blok Cilegon;
2.   Upaya Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pkn melalui metode make-a match (Penelitian di kelas VSDN Blok Cilegon;
3.   Upaya  Guru  Kelas  Menumbuhkan  Minat  Siswa  dalam  melaksanakan praktek  melalui pemberian point (Penelitian di Kelas V SDN Blok Cilegon).



Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah berisi uraian mengenai keadaan berbagai gejala yang memperlihatkan adanya suatu masalah. Latar belakang masalah bertolak dari adanya perhatian dan tertariknya hati peneliti terhadap sesuatu yang disinyalir mengandung masalah. Sesuatu tersebut diangkat dari hasil pengamatan pendahuluan di lapangan.

Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui penelitian tindakan. Untuk itu, harus ditunjukkkan faktafakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian-penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui penelitian tindakan yang diusulkan itu. Karakteristik khas penelitian tindakan yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini.



Substansi latar belakang masalah terletak pada penyajian femonena-fenomena yang diindikasikan mengandung masalah, atau penyajian sejumlah asumsi yang disinyalir bertentangan atau mengandung kontradiksi dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang sistematis. Keseluruhan paparan pernyataan dalam latar belakang masalah mengerucut pada kesimpulan bahwa penting dilakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih tersebut.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui penelitian tindakan itu dijabarkan secara  lebih  rinci  dalam  bagian  ini.  Masalah  hendaknya  benarbenar  diangkat  dari masalah keseharian di kelas yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui penelitian tindakan. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar jangkauan penelitian tindakan. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan  refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu ditangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian  ini dikunci dengan  perumusan  masalah  tersebut. Dalam bagian  inipun, sosok penelitian tindakan harus secara konsisten tertampilkan.

Rumusan masalah dapat dikemukakan dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk pertanyaan penelitian. Namun, pada umumnya rumusan dalam bentuk pertanyaan lebih banyak digunakan, karena lebih jelas apa yang akan dijawab melalui penelitian yang bersangkutan. Dalam merumuskan masalah penelitian, beberapa penelitian menggunakan format keduanya, yakni menggunakan pernyataan dan pertanyaan penelitian. Pernyataan penelitian digunakan untuk mendeskripsikan dan menegaskan rumusan umum dari penelitian dimaksud, sedangkan pertanyaan penelitian digunakan untuk merinci aspek- aspek yang terkandung dalam rumusan umum tersebut.

Contoh :

Upaya Meningkatkan penguasaan materi Bilangan desimal siswa melalui penerapan metode pembelajaran Cooperatif tipe Jigsaw (Penelitian di kelas V SDN Blok Cilegon);
1.   Bagaimana penguasaan materi Bilangan desimal siswa di kelas V SDN Blok Cilegon   sebelum   diterapkannya   metode   pembelajaran   Cooperatif   tipe Jigsaw?
2.  Bagaimana penerapan metode pembelajaran Cooperatif tipe Jigsaw dalam penguasaan materi Bilangan desimal siswa di kelas V SDN Blok Cilegon?
3.   Bagaimana penguasaan materi bilangan desimal siswa di kelas V setelah diterapkannya metode pembelajaran Cooperatif tipe Jigsaw?



Tujuan penelitian

Tujuan penelitian tindakan hendaknya dirumuskan secara jelas. Paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam bagianbagian sebelumnya. Dengan sendirinya, artikulasi tujuan penelitian tindakan berbeda dari tujuan penelitian formal. Selanjutnya ketercapaian  tujuan hendaknya dapat diverifikasi secara obyektif, dapat dikuantifikasi, supaya lebih jelas dan terukur.

Disamping tujuan penelitian, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungankeuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil penelitian tindakan. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan  ilmu  teknologi  dan  seni  tidak  merupakan  prioritas  dalam  konteks penelitian tindakan, meskipun kemungkinan kehadirannya dapat diterima.

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu yang ingin diperoleh setelah penelitian selesai dilakukan. Tujuan penelitian dirumuskan dengan merujuk pada rumusan masalah penelitian. Jika biasanya rumusan masalah dinyatakan dalam  bentuk  pertanyaan,  maka  tujuan  penelitian diungkapkan  dengan  menggunakan kalimat aktif atau pasif dengan didahului kata pembuka seperti untuk menemukan, untuk mengetahui, untuk membandingkan, untuk mengurai, agar dapat diketahui, agar dapat dibandingkan dan lain sebagainya.



Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikiran peneliti. Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.

Kerangka berpikir dapat berupa kerangka teori dan dapat pula berbentuk kerangka penalaran  logis.  Kerangka  teori  itu  merupakan  uraian  ringkas  tentang  teori  yang digunakan dan cara menggunakan teori itu dalam menjawab pertanyaan penelitian. Kerangka berpikir itu bersifat operasional, yang diturunkan dari satu atau beberapa teori, atau dari pernyataan-pernyataan yang logis dan berhubungan dengan masalah penelitian.

Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti atau pelaku



penelitian tindakan lain sendiri yang relevan disamping teori teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logis dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Atas   kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.

Pada bagian ini pula ditentukan variabel–variabel penelitian yang dijadikan titiktitik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses seperti interaksi belajar- mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.

Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan berdasarkan masalah  yang  telah  dirumuskan.  Hipotesis  dapat  dirumuskan  secara  eksplisit  dalam bentuk pernyataan, tetapi dapat pula dinyatakan secara implisit. Pilihan rumusan hipotesis yang dinyatakan secara implisit, apabila penelitian yang dilakukan tidak dituntut untuk melakukan pengujian hiptesis.

Dalam  penelitian  yang diarahkan untuk pengujian hipotesis dituntut adanya kejelasan peubah dan hubungan antar peubah yang akan diuji. Kejelasan peubah, antara lain mengenai dimensi-dimensi peubah yang sangat spesifik. Adapun mengenai kejelasan hubungan antara peubah meliputi hubungan simetrik, hubungan asimetrik (yang lebih banyak digunakan) dan hubungan timbal balik. Kejelasan hubungan itu akan memudahkan penentuan tes statistik yang akan digunakan.

Dalam bagian ini hipotesis tindakan diasumsikan peneliti sebagai salah satu cara yang dapat diandalkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Alternatif pemecahan yang diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis. Disamping itu, juga harus terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam rangka pembenahan dan peningkatan implementasi program pembelajaran. Juga harus dicermati artikulasi kemanfaatan penelitian tindakan berbeda dari kemanfaatan penelitian formal.



Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah  penelitian  lazim  juga  disebut  prosedur  penelitian.  Pada  tahapan  ini secara garis besar meliputi penentuan jenis data, penentuan sumber data, metode dan teknik pengumpulan data dan cara menganalisis data.

Jenis data disesuaikan dengan masalah penelitian, sedangkan sumber data didasarkan pada jenis data yang sudah ditentukan. Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang digelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi kedua-nya.

Berkenaan dengan sumber data, pada tahap ini pula ditentukan sumber primer dan sekunder berikut lokasi penelitian dan alasan pemilihannya. Pada bagian ini disebutkan dimana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan, tingkat kemampuan dan lain sebagainya. Aspek substantif permasalahan juga dikemukakan pada bagian ini.
Pengumpulan data, cara dan tekniknya ditentukan berdasarkan jenis dan sumber data. Secara umum teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah observasi, wawancara, angket, dan daftar pertanyaan. Teknik pengumpulan data yang diperlukan harus diuraikan dengan jelas, seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan jurnal harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan digunakan), penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosio-metrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur assesmen dan sebagainya.

Pada  bagian  ini  digambarkan  rencana  tindakan  untuk  meningkatkan  pembelajaran, seperti :
1)    Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan penelitian tindakan
yang diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Penggunaan tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah. Pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alatalat dalam rangka implementasi penelitian tindakan, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya.  Disamping itu juga   diuraikan   alternatif–alternatif   solusi   yang   akan   dicobakan   dalam   rangka perbaikan masalah.
2)   Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan digelar. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3)    Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.



4)    Analisis   dan   Refleksi   yaitu   uraian   tentang   prosedur   analisis   terhadap   hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.

Analisis data dilakukan dengan cara menguraikan data melalui tahapan kategorisasi, perbandingan dan pencarian hubungan sebab akibat. Untuk analisis kualitatif dapat digunakan analisis isi, generalisasi, dan analisis perbandingan. Untuk analisis kuantitatif dapat digunakan tes statistik.



Pembahasan

Tahap pembahasan ini merupakah proses inti dari penelitian yang dilakukan mahasiswa dalam rangka menyusun Laporan Tugas Akhir Skripsi model PTK. Pada tahap ini mahasiswa melakukan pencarian, penggalian dan penggambaran uraian mengenai data dan obyek yang diteliti, atau hasil dan pembahasan masalah yang diteliti. Hasil tahap pembahasan ini dituturkan dalam satu atau beberapa bab.

Tubuh utama tulisan Laporan Tugas Akhir Skripsi model PTK merupakan uraian mengenai data dan obyek yang diteliti. Atau hasil dan pembahasan masalah yang diteliti. Penuturannya dalam tulisan dimuat dalam satu atau beberapa bab. Bila beberapa bab, tiap-tiap bab dimulai pada halaman baru. Judul tiap bab ditik dengan huruf besar dan ditempatkan di tengah-tengah secara simetrik, dua spasi di bawah garis naskah. Nomor halaman pada tiap halaman bab selain bab I, dicantumkan di bawah.

Penarikan Simpulan

Dalam simpulan dikemukakan natijah hasil pembahasan data yang diperoleh dalam penelitian, sebagai jawaban dari pertanyaan/masalah dalam rumusan masalah (pendahuluan). Dengan simpulan itu dapat diperoleh informasi baru dan diketahui posisi serta implikasi dari penelitian yang dilakukan.



Pelaporan dan Pertanggungjawaban Hasil Penelitian

Pelaporan hasil penelitian dilakukan dengan cara menulis semua hasil penelitian dalam bentuk Laporan Tugas Akhir Skripsi model PTK. Sistematika dan tata cara penulisan disesuaikan dengan Pedoman Akademik PSKGJ-PPKHB Cilegon. Adapun pertanggungjawaban  hasil  penelitian  dilakukan  oleh  mahasiswa  penulis  dalam  suatu



sidang  penguji  yang  pelaksanaannya  diatur  oleh  Jurusan/Program  Studi  di  lingkungan
PSKGJ-PPKHB Cilegon

Dengan mempertimbangkan masukan dan saran hasil pengujian, terakhir mahasiswa menuliskan Laporan Tugas Akhir Skripsi model PTK lengkap sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana pada PSKGJ-PPKHB Cilegon

Sistimatika bagian isi naskah pada Laporan Laporan Tugas Akhir Skripsi model PTK adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, Kerangka Berpikir, Hipotesis dan langkah-langkah penelitian; Bab II Kerangka Teori berupa penjelasan teoritik tentang pokok masalah yang diteliti; Bab III berisi temuan penelitian di lapangan dan pembahasannya; dan Bab IV berisi Penutup berupa simpulan dan saran-saran apabila diperlukan.